kompas.comTersiarnya kabar sumur dengan air berwarna merah muda, menyedot perhatian warga sekitar Dusun Kramat, Desa Petapan, Kecamatan Labang, Bangkalan. Hal ini memaksa warga setempat menutup sementara sumur tersebut karena masih menunggu hasil laboratorium.

Penutupan tersebut dikarenakan warga yang berdatangan tidak hanya mengambil air itu namun juga meminum langsung di lokasi sumur. Untuk menghindari kejadian yang dapat mengganggu kesehatan, maka warga setempat memutuskan untuk menutup sementara sumur dengan kedalaman kurang lebih 18 meter itu. ”Kami sepakat menutup sementara karena dikhawatirkan timbulnya kejadian yang tidak diinginkan setelah warga meminum air itu,” ungkap Lasim, warga setempat.



Dr Fahrurrozi, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan, setelah dikonfirmasi terkait perubahan warna air di sumur itu mengungkapkan bahwa terlalu dini untuk menyimpulkan apakah air tersebut layak dikonsumsi atau tidak layak. ”Namun, untuk sementara ini saya mengimbau kepada semua warga agar tidak terlebih dulu meminum air tersebut,” ujarnya, Kamis (7/1).



Dalam hal ini, Dr Rozi masih akan melakukan penelitian kandungan air yang telah menghebohkan warga. Ia pun menambahkan bahwa agar warga jangan terpengaruh isu-isu yang tidak rasional.



Sementara itu, Ali Affandi, Kepala Pertambangan Kabupaten Bangkalan mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat ini, pihaknya masih belum bisa mengumumkan hasil penelitian terkait kandungan air tersebut.



”Jika warna, bau, rasa sudah berubah, maka komposisi dan kandungan air tersebut juga ikut berubah. Jika setelah dikuras warna air tetap sama, maka itu sudah kehendak Yang Di Atas,” paparnya.